Minggu, 20 November 2011

PENYEBAB BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR DI WASIOR - PAPUA BARAT

Akhir-akhir ini musibah alam banyak terjadi di daerah-daerah wilayah Indonesia. Musibah banjir telah menjadi hal yang sangat biasa di negeri ini. Bagaimana tidak, selama beberapa tahun belakangan
ini, hampir setap hari berita banjir dari seluruh Indonesia menghiasi berbagai media. Banjir telah menjadi bencana yang semakin meningkat baik frekuensi maupun luasannya. Salah satunya adalah musibah banjir bandang dan tanah longsor di kota Wasior Papua Barat yang terjadi pada hari Senin pagi hari waktu setempat, tanggal 4 Oktober 2010. 

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya banjir bandang dan tanah longsor di kota tersebut, antara lain :
  1. Tingginya curah hujan di daerah tersebut, mengakibatkan danau yang berada di wilayah  atas kemudian meluap. Luapan tersebut yang membuat tanah di sekitar danau tidak mampu menyerap dan mengakibatkan longsor.
  2. Ada pula indikasi pergerakan tanah di daerah tersebut sangat labil, apalagi dipicu oleh gempa bumi yang sebelumnya terjadi sehingga tebing lereng terjal menjadi tidak stabil. Wasior dilewati sesar Australia, sehingga banyak patahan atau tanah ambles. Pada bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Menggarai menunjukkan bekas amblesan yang membentuk lembah di antara perbukitan. Di hilir pertemuan dua sungai kemungkinan terjadi tanah longsor yang menyumbat palung sungai. Sumbatan tersebut menyebabkan akumulasi air yang cukup besar karena daerah genangannya luas. Akibat hujan terus-menerus maka akumulasi air melebihi daya tampung maka terjadi penyumbatan dan palung menjadi jebol. Walhi tidak setuju jika banjir bandang tersebut semata-mata hanya peristiwa alam saja. Pasca banjir, tim Walhi di lapangan menemukan puluhan ribu kayu gelondongan di 8 daerah diantaranya Wasior satu dan dua serta Kampung Rado. Sejumlah LSM peduli  pelestarian hutan melansir adanya eksploitasi hutan Wasior secara berlebihan.
  3. Bencana banjir merupakan buah dari kesalahan dalam pengelolaan sumber daya alam yang tidak memperhatikan kemampuan daya dukung atas lingkungan. Kejadian ini jelas sekali terlihat, pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana adalah penyebab utama dari bencana banjir. Juga kegiatan dan perencanaan pembangunan yang dilakukan, sama sekali tidak memperhitungkan dampak akan terjadi serta tidak mengakomodir resiko bencana. Penyebab lain adalah pengambilan manfaat dari sumber daya alam, tidak memperhitungkan dampak secara ekologi serta sosial dengan adanya kegiatan tersebut. Banyak musibah terjadi karena faktor sistem (aturan) buruk yang diterapkan oleh manusia, juga akibat perilaku manusia yang merusak.

Ada beberapa solusi untuk mengatasi banjir di Wasior, antara lain :
  1. Solusi yang paling murah dan mudah adalah panen hujan dan aliran permukaan. Hal ini harus didukung oleh penatagunaan lahan sesuai dengan kemampuannya agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. Metoda ini dapat memberikan keuntungan pada petani dalam mengurangi dampak banjir. Caranya mudah yaitu dengan menampung dan menyimpan sebagian air hujan dan aliran permukaan ke dalam embung-embung atau kolam-kolam, hal ini tentu saja didukung dengan penanaman vegetasi diseluruh DAS. Air yang ditampung pada musim hujan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk tambahan air irigasi (supplementary irrigation) pada musim kemarau. Agar nilai ekonomi air dapat ditingkatkan, komoditas yang diusahakan dipilih yang bernilai ekonomi tinggi (buah-buahan dan sayuran). 
  2. Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). Biopori dapat terbentuk dengan cara membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi dengan bahan organik, seperti sampah organik rumah tangga, daun, potongan rumput dsb. Bahan organik tersebut menjadi makanan organisme di dalam tanah sehingga aktifitas mereka akan meningkat . Dengan meningkatnya aktifitas organisme maka semakin banyak biopori yang terbentuk. Pembuatan LRB mudah, murah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
  3. Reforestrasi (penghutanan kembali) semua kawasan DAS, terutama bagian hulu, dengan berbagai jenis tumbuhan hutan dan dijaga serta dipelihara sampai betul-betul tumbuh dan tegak, mampu tumbuh sendiri dan aman dari gangguan orang ataupun binatang. Program penanaman 1 juta atau 1 milyar pohon dari presiden SBY patut kita dukung dan dilaksanakan secara serius di lapangan.
  4. Rumah disekitar sungai disarankan untuk menggunakan konstruksi panggung, sehingga apabila ada apabila terjadi luapan air sungai maka lantai rumah tidak segera terendam. Apabila dirasa perlu, setiap rumah dilengkapi perahu yang akan berguna pada kondisi banjir ekstrim.
Oleh karena itu pembuatan konstruksi yang dapat bertahan ketika dilanda banjir bandang sangat sulit dan mahal, maka perawatan sungai dan areal sekitarnya secara berkala perlu dilakukan untuk meminimalkan volume material yang mungkin terangkut oleh banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar